Sabung Ayam Jadi Permainan Favorit Sebagian Orang Bali: Antara Tradisi dan Hiburan
Pendahuluan
Bali dikenal luas sebagai pulau yang kaya akan budaya, adat istiadat, serta tradisi spiritual yang kental. Salah satu tradisi yang masih lestari hingga kini, meski penuh kontroversi, adalah sabung ayam. Bagi sebagian orang Bali, sabung ayam bukan sekadar pertarungan antara dua jago, melainkan bagian dari permainan tradisional, hiburan, hingga ritual adat yang memiliki nilai sakral.
Sejarah dan Asal Usul Sabung Ayam di Bali
Sabung ayam di Bali sudah ada sejak zaman dahulu, jauh sebelum era pariwisata modern berkembang. Tradisi ini kerap dikaitkan dengan kepercayaan agama Hindu Dharma yang dianut masyarakat Bali. Dalam berbagai sumber kuno dan lontar, sabung ayam dikenal dengan istilah “tajen” dan digunakan dalam upacara yang disebut tabuh rah, yang berarti “menumpahkan darah”.
Dalam konteks spiritual, penumpahan darah ayam jago dipercaya sebagai bentuk persembahan untuk roh-roh leluhur atau makhluk halus, agar menjaga keseimbangan antara alam sekala (dunia nyata) dan niskala (dunia gaib). Maka dari itu, ritual adat sabung ayam tidak bisa dilepaskan dari struktur kepercayaan dan upacara keagamaan masyarakat Bali.
Baca juga : Sabung ayam bukan olahraga perjudian
Sabung Ayam sebagai Hiburan Masyarakat Bali
Di luar konteks keagamaan, sabung ayam sebagai hiburan masyarakat Bali juga sangat populer, terutama di pedesaan. Banyak masyarakat yang menjadikan sabung ayam sebagai kegiatan sosial, tempat berkumpul, bertukar cerita, dan bahkan sarana adu gengsi antar pemilik ayam jago.
Permainan tradisional Bali ini tidak hanya mengandalkan keberuntungan, tetapi juga perawatan, latihan, dan strategi pemilik ayam. Ayam-ayam jago yang ditarungkan biasanya dirawat secara khusus, diberi jamu, latihan fisik, hingga latihan mental agar menjadi petarung yang tangguh.
Kontroversi dan Regulasi Pemerintah
Meskipun memiliki akar budaya yang kuat, sabung ayam juga menuai pro dan kontra. Banyak yang menyoroti aspek perjudian yang sering melekat pada tajen, karena dalam praktiknya, taruhan uang sering kali menjadi bagian yang tidak terpisahkan. Pemerintah Indonesia sendiri melarang praktik perjudian dalam bentuk apapun, termasuk taruhan dalam sabung ayam.
Namun demikian, untuk keperluan ritual adat sabung ayam, beberapa daerah di Bali diperbolehkan melaksanakan kegiatan ini selama diselenggarakan dalam konteks upacara dan mendapat izin dari pihak berwenang.
Ayam Jago dalam Budaya Bali
Dalam budaya Bali, ayam jago bukan hanya hewan ternak biasa. Ia dianggap sebagai simbol keberanian, kekuatan, dan kehormatan. Pemilik ayam jago bahkan memberikan nama khusus, memberi kalung keberuntungan, dan memperlakukan ayam jago layaknya atlet. Ini menunjukkan betapa komunitas Bali sangat menghargai ayam sabung sebagai bagian dari identitas dan tradisi lokal.
Warisan Budaya yang Perlu Dijaga dengan Bijak
Meski zaman terus berubah, banyak masyarakat Bali yang masih melestarikan sabung ayam sebagai bagian dari warisan budaya mereka. Namun, penting untuk membedakan antara kegiatan yang berbasis ritual adat dan kegiatan yang menjurus pada perjudian ilegal. Pelestarian budaya harus dilakukan dengan cara yang bijak dan sesuai aturan hukum.
Penutup
Sabung ayam tetap menjadi permainan favorit sebagian orang Bali, bukan semata karena aspek hiburannya, tetapi juga karena nilai budaya, sejarah, dan spiritual yang terkandung di dalamnya. Dalam menghadapi tantangan modernisasi dan regulasi, masyarakat Bali terus berupaya menjaga warisan ini agar tetap hidup, namun tetap relevan dengan perkembangan zaman.